Anda pasti sudah begitu familiar dengan jenis penyakit yang satu ini. Diabetes melitus atau orang banyak menyebutnya dengan kencing manis memang salah satu penyakit yang sering menjadi momok menakutkan bagi sejumlah orang.
Diabetes melitus ini terbagi menjadi dua tipe yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 ini biasanya diderita oleh anak-anak atau kalangan dewasa muda dan hanya diidap sekitar 5-10% saja. Dan diabetes tipe 2 diidap oleh sekitar 90 persen dari semua penderita diabetes.
Penyakit diabetes ini pada dasarnya disebabkan oleh kekurangan atau ketidakefektifan kinerja hormon insulin dalam tubuh. Insulin sendiri sangat vital peranannya dalam mengatur kadar gula dalam darah yakni sekitar 10 mg/dl dalam keadaan dua jam sesudah makan dan 60-120 mg/dl dalam keadaan puasa.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa usia harapan hidup orang-orang yang menderita diabetes ini rata-rata 15 tahun lebih pendek daripada oang-orang yang terbebas dari diabetes.
Bagaimana dengan penderita diabetes di Indonesia? Untuk menjawabnya sejumlah data perlu disajikan. Catatan World Health Organization (WHO) pada tahun 1998 menemukan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia merupakan peringkat ke-enam terbanyak di dunia setelah India, China, Rusia, Jepang, dan Brazil.
Diperkirakan, jumlah penderita diabetes ini akan meningkat menjadi 12 juta jiwa pada tahun 2025 yang disebabkan oleh adanya peningkatan penduduk lanjut usia dan juga perubahan pola hidup, dimulai dari jenis-jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya aktifitas fisik.
Sedangkan dalam studi lainnya yang dilakukan oleh Waspadji pada tahun 1982 menemukan fakta bahwa ada sekitar 1,7 % penderita diabetes di Jakarta, dan 10 tahun kemudian jumlahnya meningkat tajam menjadi sekitar 5,7%.
Sedangkan penelitian yang lebih mutakhir pada tahun 2001 yang dilakukan Departemen Kesehatan RI dengan Perkumpulan Endokrinolog Indonesia mendapatkan bahwa jumlah penderita diabetes sebanyak 6,2%. Dan daerah yang paling banyak penduduknya menderita diabetes ialah di Manado yang mencapai 6,1%.
Khasiat Bawang Merah
Banyak orang tahu bahwa bawang merah tak lebih dari bumbu masak dapur yang tidak memiliki khasiat kesehatan apapun. Namun faktanya, ternyata bawang merah telah lama dipercaya oleh para ilmuwan kedokteran memiliki khasiat sebagai pengendali diabetes.Para peneliti India pernah melakukan penelitian terhadap bawang merah, baik berupa bawang merah yang telah dijus maupun bawang merah yang masih utuh, seberat 25-200 gram pada subjek yang ditelitinya.
Hasilnya, semakin banyak bawang merah yang diberikan maka hasilnya makin besar pula gula darah yang berkurang. Tidak ada perbedaan khasiat antara bawang merah mentah dengan bawang merah yang sudah direbus.
Menurut banyak peneliti, bawang merah memiliki kemampuan dalam memengaruhi metabolisme gula dalam hati, atau metabolisme pelepasan insulin. Sejatinya, sudah puluhan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1923 para ahli telah mendeteksi adanya depressor gula darah dalam bawang merah ini.
Dan pada tahun 1960-an para peneliti kemudian mengisolasi senyawa antidiabetes yang kemudian disebut dengan tolbutamide yang terkandung dalam bawang merah yang memiliki kinerja mirip dengan obat farmasi antidiabetes umum.
Cara kerja tolbutamide sendiri ialah dengan melakukan rangsangan sintetis dan pengeluaran insulin. Pada penelitian yang menggunakan hewan kelinci ditemukan bahwa ekstrak bawang merah, 77 persen sama efektifnya dengan dosis standar tolbutamide.
Dalam penelitian lainnya ditemukan bahwa bawang merah memiliki efek untuk menurunkan kadar gula dan lemak di dalam darah. Makanya banyak ahli kesehatan yang menyarankan untuk menambahkan banyak bawang merah kepada setiap masakan mengingat khasiatnya yang cukup besar terutama bagi para penderita diabetes. Bagaimanapun, masih banyak “instrumen” alam yang ternyata banyak sekali manfaatnya untuk keberlangsungan hidup manusia, termasuk bawang merah ini.
Sumber: deherba
0 komentar:
Posting Komentar