Ehm.. kali ini saya ingin nulis lagi seputar Pontianak. apa yang akan ditulis ya? :-? hmm.. baiklah saya ingin bercerita tentang fenomena yang rutin terjadi tiap tahun di Pontianak ini. Cap Go Meh? bukan.. bukan, saya gak akan cerita tentang Cap Go Meh, walaupun memang CGM di Kalbar sangat terkenal.. mungkin lain kali saya akan tuliskan juga di blog ini.
Kali ini saya ingin bercerita tentang asinnya air PDAM Pontianak ( kok, jadi kayak judul cerita legenda ya.. :D) Tapi ini
bukan cerita fiksi tapi kenyataan. Hal ini disebabkan kemarau yang melanda mengakibatkan kadar garam Sungai Kapuas meningkat. Kenapa kadar garam meningkat ?
Baiklah, begini ceritanya.. PDAM mengambil air baku yang berasal dari Sungai Kapuas. Akibat kemarau panjang, kondisi sungai kapuas surut sehingga air laut masuk lebih jauh ke daratan dan tentunya bercampur dengan Sungai Kapuas, asin lah jadinya.
Normalnya berdasarkan
peraturan Menteri Kesehatan, kadar garam pada air baku harus 300
miligram per liter, sekarang kemarin Selasa (3/7) kadar garam mencapai
3.000 miligram per liter. “Hari ini, karena hujan yang kemarin kadar
garamnya sudah menurun yakni 600 miligram per liter,” kata Ismail (Plt. Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak) -- Pontianak Post edisi cetak hari ini --
Selain masalah asinnya air, sekarang ini di beberapa wilayah kota Pontianak air PDAM bahkan tidak/jarang mengalir. Untungnya di tempat saya tinggal, air PDAM masih ngocor walaupun durasi waktu ngocornya jadi berkurang.
Kabid Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko mengatakan, air PDAM
sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Baik itu untuk mencuci bahan makanan
ataupun untuk memasak. Menurut Saptiko, apabila masyarakat masih
mengkonsumsinya, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
seperti muntah, tekanan darah naik, gangguan pada saluran pencernaan
dan gangguan pada ginjal.
Tapi menurut saya, air PDAM itu sudah tidak layak juga buat mandi, selain berakibat perih ke mata, mandi dengan air asin itu berasa gak bersih, rasanya masih kudu dibilas dengan air tawar. Habis mandi pun bagi beberapa orang mengakibatkan gatal-gatal.
Semoga aja PDAM Pontianak punya solusinya, supaya fenomena asinnya air PDAM tidak terus terjadi setiap tahun. Misalnya dengan menambah teknologi desalt plants pada instalasi pengolahan airnya, atau mungkin membuat bendungan untuk menampung air baku di sungai-sungai yang ada di Pontianak ini seperti yang saya tahu selain Sungai Kapuas, kan ada juga Sungai Landak, Sungai Ambawang, ada lagi?
hm.. minum air laut ya..
BalasHapusiya mas, tak layak minum.. makanya buat minum disini pada beli air galon gitu. makasih sudah berkunjung :)
BalasHapus